Kamis, 24 November 2011

PENANTIAN


SETTING  RUANGAN RUMAH YANG SEDERHANA, TERLIHAT FOTO KELUARGA DAN PERABOTAN RUMAH YANG SERBA SEDERHANA. SUARA  SUARA KICAU BURUNG DAN BINATANG LAIN MENYAMBUT DATANGNYA PAGI. MUSIK  TERDENGAR SUARA MUSIK SENDU YANG MENGGAMBARKAN SUASANA PEDESAAN PAGI HARI


IBU 
sudah beberapa tahun aku dan anakku seperti kehilangan sesuatu.apakah ini adalah kutukan atau hanya mimpi bagi seorang anak untuk bertemu bapaknya? Semenjak suamiku memutuskan untuk pergi merantau, tinggallah aku dan anakku berdua.suamiku berjanji akan datang dipenghujung bulan purnama.

DARI KANAN PANGGUNG DATANG SI ANAK TERLIHAT LESUH KEMUDIAN DUDUK DIKURSI

ANAK 
Bu, sudah delapan purnama kita menunggu kedatangan bapak, akankah ini Cuma sekedar penantian bu?

IBU  
Nak, sudah 20 tahun ibu menikah dengan bapak kamu. Dia seorang sosok bapak yang bertanggung jawab atas keluarganya, ibu yakin kalau bapak kamu tidak akan ingkar janji nak.

ANAK  
aku tau bu,tapi dalam hal ini beda bu. berapa lama lagi kita harus menunggu bapak? Apakah bapak disana baik-baik saja?

IBU  
kita harus yakin nak kalau bapak pasti pulang dan membawa sejuta kebahagiaan bagi kita . Bersabarlah…

HENING, SI ANAK LAMA BERFIKIR DAN MENARIK NAFAS PANJANG

ANAK  
Iya bu, meskipun harus 20 purnama lagi, aku yakin bapak akan datang.

IBU    
Kamu pasti capek nak, semalaman kamu bekerja . Mandilah dulu, agar badan kamu segar. Biar ibu bikinin kopi ya.

ANAK   
Iya bu, aku mandi dulu. Ibu jangan terlalu kecapean. Akhir- akhir ini ibu sering sakit-sakitan, istirahat yang cukup ya bu.

SI ANAK MASUK KEDALAM KAMAR

IBU 
Sabarlah anakku. Akhir-akhir ini kesehatan ibu menurun karena ibu selalu memikirkan bapak dan masa depan kamu nak.

SI IBU PUN MASUK KEDALAM DAPUR

TAMU 
 Assalamualikum…..

ADA ORANG YANG MENGUCAPKAN SALAM DARI LUAR PINTU

IBU     
wealaikum salam

( si ibu menjawab dari dalam kamar)

Nak, tolong bukain pintu siapa yang datang, ibu masih bikin kopi.

SI ANAK TIDAK MENJAWAB

TAMU  
Assalamualikum…..

SI TAMU MENCOBA MENGUCAPKAN SALAM SAMBIL MENGETUK PINTU

IBU            
Wealaikum salam. Ya tunggu sebentar

( keluar dari dalam dapur tergesa-gesa, menuju pintu).

Wealaikum salam…! Maaf, mencari siapa ya? O iya,mari silahkan masuk!!!

TAMU 
maaf bu saya mengganggu. Saya Cuma mau numpang nanya, apa benar ini rumah bu Minten?

IBU     
owW…iya benar? Ada perlu apa ya Pak?

SEDIKIT PANIK

TAMU 
Begini bu, saya Cuma mau mengantarkan surat ini.

SI TAMU MENGELUARKAN AMPLOP WARNA COKLAT, YANG BERTULISKAN UNTUK MINTEN ISTRIKU.

IBU (dengan rasa yang masih bertanya-tanya. Minten pun menerima amplop itu).
Terima kasih banyak pak.

TAMU  
iya bu sama-sama. Saya pamit dulu ya bu,soalnya masih banyak keperluan lain.
Assalamualaikum….

IBU   
Wealaikum salam

( si tamu pergi. Dengan rasa senang bercampur cemas si ibu menutup pintu dan duduk dikursi ruang tamu).

Nak, keluarlah. Ini ada amplop kiriman dari bapak kamu.

SI ANAK KELUAR DARI KAMAR DENGAN WAJAH LUSUH BANGUN TIDUR.

ANAK 
Ada apa bu? Maaf, tadi saya ketiduran. Tadi saya mimpi ada seseorang yang datang kesini bu, seperti wajah bapak tapi ternyata bukan.

IBU     
Itu bukan mimpi nak, tapi kenyataan.

ANAK  (sedikit heran)
apa maksud ibu?

IBU   
Tadi ada orang yang datang mengantarkan amplop ini. Tapi ibu belum membukanya, ibu ingin kamu juga tau apa isi amplop ini.

( memberi amplop itu kepada si anak).

Bukalah nak, ibu ingin tau apa isi didalamnya. Semoga dalam amplop itu berisi berita tentang keberadaan dan kabar bapak kamu. Sudah sekian lama ibu tidak tau kabar bapak kamu. Mungkin hari ini kerinduan itu akan sedikit terobati, dengan adanya berita didalamnya.

ANAK  
Aku mengerti perasaan ibu. Aku juga berharap seperti itu bu.kerinduan ini sangatlah besar, seperti lautan yang tidak ada batasnya.

IBU     
Cepatlah buka nak, ibu sudah tidak sabar ingin tau apa isi amplop itu.

ANAK   (Membuka amplop, sedikit kaget setelah melihat amplop itu berisi sejumlah uang).

Bu, ini isi dari amplop itu.

IBU     
uang?? Apa tidak ada selembar surat pun selain uang itu?

ANAK  (membolak balik isi amplop).
Tidak ada bu, hanya sejumlah uang ini. Apa ibu tidak senang. Mungkin ini hasil kerja keras bapak disana bu. Seharusnya kita bersyukur, karena kita tidak usah repot- repot untuk mencari uang untuk makan sebulan ini.

IBU   
Nak, apalah arti semua uang itu. Jujur, ibu tidak pernah senang melihat uang itu , bukan itu yang ibu harapkan,tapi bapak kamu lebih penting nak. Kamu memang belum menjalanin hidup berumah tangga, suatu saat kamu akan tau apa arti dari kasih sayang dan cinta yang sebenarnya. Dulu, waktu bapak kamu masih muda, dia yang selalu memberi ibu semangat saat ibu putus asa. Dia sosok laki-laki yang bijaksana. Kata-kata yang paling dibenci bapak kamu adalah “MENYERAH”, dia sangat benci ketika orang mengatakan hal itu. Hal itu yang tetap ibu ingat sampai sekarang.

ANAK  
Aku minta maaf  sudah menyakiti perasaan ibu, aku tau perasaan ibu. Tapi kita butuh uang itu bu. Apa ibu tidak mau menghargai bapak yang jauh-jauh pergi hanya untuk kita bu.

IBU   
Ibu tau nak...ibu tau ! kita memang butuh uang, tapi kita belum tau bapak kamu dapat dari mana uang sebanyak itu.

ANAK
Apa ibu tidak percaya dengan usaha bapak? Kenapa sekarang ibu bertolak fikiran dengan apa yang ibu katakan tadi?

IBU 
Bukannya ibu tidak percaya nak..bukan! tapi kita harus tau apa pekerjaan bapak diluar sana. Kamu sudah tau sendidri, setelah sekian lama bapak kamu tidak ada kabar, dan sekarang datang kiriman amplop yang berisi sejumlah uang. Apa kita tidak pertanyakan tentang uang itu? Kita tunggu sampai ada kabar lagi dari bapak kamu.

ANAK 
Sampai kapan bu? Kita tidak tau keberadaan bapak, dan kita tidak tau kapan bapak akan memeberi kita kabar. Sementara akhir–akhir ini selalu sakit-sakitan. Kita perlu uang untuk beli obat ibu dan kebutuhan hidup kita.

IBU   
Ibu tidak mau memakai uang itu, ibu masih kuat nak mencari uang sendiri meskipun ibu keliling Cuma menjual sayur. Kita tunggu kabar dari bapak kamu. Siapa tau besok, 1 minggu, satu bulan atau satu tahun lagi bapak kamu akan ngasih kabar atau pulang kesini nak.

ANAK
Baiklah, aku menghormati apa kata ibu. Aku yakin, ibu lebih tau  tentang bapak. Dan aku sangat bersyukur punya orang tua seperti ibu. Ibu adalah sosok wanita yang tegar dan sabar.

SI ANAK MEMELUK IBU, LAMPU FADE OUT

IBU   (lampu fade in, suara binatang malam dan lantunan suling. terlihat si ibu batuk-batuk  menjahit baju).
Apakah bapak disana masih ingat dengan keluarga disini? Apakah bapak sudah tidak ingat dengan janji bapak yang akan selalu mengutamakan anak dan istri? Sudah lama aku merindukan canda tawa dan kebersamaan kita. Ibu ingin melewati hari-hari tua ini berkumpul bersama.

( tiba-tiba terdengar ketokan pintu dari luar).

Siapa?

(ketokan pintu bertambah keras)

. Siapa?

MENUJU PINTU DAN MEMBUKANYA. KAGET KETIKA MELIHAT YANG DATANG ADALAH SUAMINYA.

BAPAK
bagaimana kabar ibu dan anak kita?

IBU  
Ini benar bapak??? Atau ibu Cuma mimpi pak??

BAPAK
Iya ini kenyataan bu, ibu tidak sedang bermimpi.

IBU   (masih tidak percaya dan menangis karena bahagia).

BAPAK
Sudahlah bu jangan menangis lagi. Bapak datang untuk kalian. Bapak sudah lama tidak berkumpul dengan keluarga. 

( berjalan menuju kursi tamu).

Ternyata disini sudah banyak berubah ya bu, tidak seperti dulu sebelum bapak berangkat.

IBU  
Semuanya tetap seperti yang dulu pak, tidak pernah berubah. Lihat foto-foto itu, masih sama seperti yang dulu. Dan kerinduan ini pula yang tidak pernah berhenti sampai sekarang. Setelah sekian lama bapak meninggalkan ibu dan anak kita, ibu selalu sakit-sakitan. Itu semua karena setiap penghujung bulan purnama ibu selalu didekat pintu menunggu kedatangan bapak. Meski semuanya Cuma berbuah harapan dan penantian semata.

BAPAK
Bapak tau bu, tapi bapak meninggalkan kalian bukan semata-mata karena bapak tega, bukan. Justru bapak merantau dengan harapan memperbaiki perekonomian keluarga kita. Bapak tidak bersenang-senang diluar sana bu, tapi bapak memebanting tulang hanya ingin membahagiain kalian.

IBU    
Tapi alangkah bahagianya jika kita tanggung beban ini bersama-sama disini pak.

BAPAK
Apa yang bisa diharapkan disini bu? Ibu sudah tau sendiri, sudah belasan tahun kita mencoba mencari kerja disini. Tapi hasilnya apa? Cuma kerja keras yang tidak menghasilkan apa-apa kan?

IBU  
Tapi masih cukup buat makan satu hari kan pak?

BAPAK
Ibu lihat sendiri anak kita, dia tidak sekolah hanya gara-gara kita tidak mampu membayar uang sekolah. Bapak ingin dia sama seperti anak-anak tetangga yang lain bu, yang juga bisa pakek seragam sekolah. Dan meraih cita-cita dia. Bapak hanya ingin bertanggung jawab atas keluarga bu. Alam disini tidak bersahabat, tidak bisa diandalkan.

IBU   
Tapi bagaimanapun juga ditanah ini kita dilahirkan, dan disini pula kita dulu dipertemukan pak. Apa bapak sudah lupa akan hal itu? (menarik napas panjang). Begitu banyak kenangan kita disini.

BAPAK
aku tau bu…aku tau….! Aku masih ingat dengan semuanya. Ditanah ini memang banyak kenangan, tapi tanah ini pula yang memaksa aku untuk pergi ke kota. O iya, bapak pernah ngirim sejumlah uang. Apa ibu sudah terima?

IBU  
Sudah pak, tapi ibu belum menggunakannya meski satu rupiah pun.

BAPAK
Kenapa? Apa ibu tidak suka dengan penghasilan bapak itu?

IBU  
Bukan,setelah sekian lama bapak tidak ada kabar dan tiba-tiba mengirim uang sebanyak itu pasti ibu berfikir panjang. Apa pekerjaan bapak disana.

BAPAK
Jadi ibu tidak percaya dengan bapak? Iya?

IBU  
Tidak pak,bukan itu maksud ibu. Tapi…..

BAPAK
Sudalah bu. ibu memang tidak pernah percaya sama bapak dari dulu. aku lelah, ingin istirahat.

SI BAPAK MASUK KEDALAM KAMAR DENGAN KEADAAN MARAH

IBU   
Setelah sekian lama aku merindukan hal ini, tapi sekarang mentah sudah harapan aku.

LAMPU FADE OUT

BAPAK (lampu fade in.suasana pagi hari.terlihat bapak sedang duduk dikursi menyambar sebatang rokok. Ibu datang dari arah dapur membawa secangkir kopi).
Bu, kemana anak kita itu, dari semalam bapak tidak melihat dia ada dirumah? Apa tidak tau kalau bapaknya sudah datang?

IBU 
Tadi, pagi-pagi sekali dia berangkat bekerja pak. Dia tau kalau bapak sudah  datang, tapi tadi dia tidak berani membangunkan bapak karena bapak tidurnya pulas.

BAPAK
Memang dia sudah bekerja? Bekerja dimana bu?

IBU  
Dia diajak temannya bekerja disebuah toko kecil,meskipun bayarannya sedikit tapi dia kelihatannya senang dengan pekerjaannya itu.

BAPAK
Syukur kalau dia memang sudah mau bekerja.

( si ibu batuk-batuk).

Bu,pakailah uang itu untuk beli obat. Nanti siang kita pergi ke puskesmas terdekat ya.

SI BAPAK MEMELUK ISTRINYA

PEREMPUAN (sebelum si ibu menjawab pertanyaan si bapak, tiba-tiba datang seorang perempuan yang kelihatan cudes).

Oo..jadi dari kemarin kamu tidak pulang Cuma gara-gara perempuan gatal ini???

IBU   (kaget. Dan melepas pelukan si bapak).
Siapa dia pak?

PEREMPUAN
He..perempuan sundal, apa kamu tidak malu merebut suami orang?

SI IBU MENANGIS

BAPAK
Sudalah ma, tenang dulu. jangan salah paham, nanti papa jelasin.

PEREMPUAN
Tenang…tenang…, enak saja kamu bilang seperti itu. Jadi akhir-akhir ini kamu mengambil uang tanpa sepengetahuan aku hanya untuk diberikan sama perempuan murahan ini.

BAPAK
Diam, lancang kamu bicara seperti itu terhadap istriku.

PEREMPUAN
Apa? istri kamu? Apa aku tidak salah dengar?

(menarik rambut si ibu).

Dasar perempuan sundal, ku bunuh kamu.

(melapas rambut si ibu lalu mengambil pisau di tas).

Dasar perempuan keparat…

SIBAPAK MENCOBA MENARIK SI PEREMPUAN ITU DAN AKHIRNYA PISAU ITU TERTUSUK KEPERUT SI PEREMPUAN

IBU  
Tidak….

BERTERIAK SAMBIL MENANGIS

BAPAK
Bapak minta maaf bu.sebenarnya perempuan ini adalah istri bapak yang baru.

(si ibu terpukul mendengar perkataan itu).

Dulu, waktu bapak sampai dikota, bapak tidak tau harus bekerja apa. Tapi, bapak tetap berusaha bekerja meskipun hanya cukup buat makan satu hari. Hal seperti itu bapak jalani selama beberapa bulan. Dan ada orang yang kasihan melihat nasib bapak, dia mau mempekerjakan bapak Sebagai tukang kebun dikantornya. Bapak di kasih kepercayaan penuh. dan tiba pada hari itu dimana bapak tidak bisa memilih, perempuan itu meminta bapak menikahinya. Awalnya bapak tidak mau, tapi dia mengasih dua pilihan, menikahi dia atau dipecat. Dan akhirnya bapak memutuskan untuk menikahinya, ini semua demi ibu dan anak kita.

( si ibu terus menangis. Si bapak memeluknya).

Bu, bapak sadar kalau apa yang dilakukan bapak ini sangat keliru. Bapak akan menyerahkan diri kepolisi. Jaga diri ibu baik-baik, dan didik anak kita agar dia menjadi generasi bangsa.

SI IBU TAK KUASA MENAHAN TANGISANNYA, DAN TETAP MERANGKUL SI BAPAK. LAMPU MULAI FADE OUT. TERDENGAR MUSIK YANG MENGIRINGI KESEDIHAN ITU.

SELESAI

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons